Terlahir sebagai bungsu dengan dua kakak laki-laki, membuat masa kecil saya sangat menyenangkan. Kakak selalu menjadikan saya asisten pribadinya dalam hampir setiap permainan yang kami lakukan. Dan berawal dari posisi asisten itu, perlahan tapi pasti saya hampir menguasai semua permainan anak laki-laki seperti layang-layang, main gundu, sepak bola, dan tarik tambang. Meski di beberapa kesempatan saya pun tidak menolak bermain bongkar pasang, atau engklek dengan teman-teman perempuan.
Dari sekian banyak permainan masa kecil, yang paling mengesankan bagi saya adalah tarik tambang. Karena mainan ini yang mengantarkan saya dan tim meraih juara pertama dalam sebuah acara class meeting di sekolah dasar. Juga juga tarik tambang anak di acara 17 Agustusan di kampung. Hal ini membuat saya sebagai komandan tim disegani dan ditakuti. Bahkan sampai saat ini, dalam pertemuan reuni SD, teman-teman masih memanggil saya Bu Pres (Presidennya tarik tambang, hehe).
Jaman dulu sangat jauh berbeda dengan jaman sekarang. Belum banyak game online yang seru dan canggih. Saat saya kecil, mainan Super Mario itu sudah paling bagus. Tapi entah mengapa, saya kurang suka. Jadilah saya menenteng tali tambang yang ada di belakang rumah, kemudian mengumpulkan beberapa tetangga dan mengajak mereka bermain. Tidak hanya teman-teman yang antusias, ibu mereka ternyata senang dan ingin melihat kami bermain. Beda dengan ibu jaman sekarang yang terkadang cemas berlebihan kalau anaknya bermain sedikit ekstrim. Padahal kan sehat. Jaman dulu mah, orang tua pada selow.
Nah, setelah berkumpul sekitar 8 lebih anggota, kami segera melipir ke daerah berpasir. Tujuannya, agar badan kami tidak sakit saat tarik-menarik tali. Entah itu di pinggiran pantai atau di pinggiran sungai tempat warga menumpuk pasir hasil tambang. Tidak perlu khawatir dimarahi, para penambang terkadang juga terhibur dengan kedatangan kami. Setelah sampai tempat yang dicari, kami segera membagi tim. Masing-masing 5 orang atau lebih dengan jumlah seimbang. Pun menandai tambang dengan seutas tali rafia berwarna di bagian pas tengah (pas di bagian tali terbagi menjadi dua bagian).
Permainan ini juga bukan sekedar permainan untuk kesenangan. Tapi, di dalamnya juga terkandung banyak pelajaran yang bermanfaat bagi pemain. Berbagai manfaat ini malah saya sadari ketika sudah beranjak dewasa. Saat kecil belum sampai memikirkannya.Yang saya pahami saya senang bermain, entah kalah entah menang. Entah pulang dengan kulit mulus atau dengan sedikit lecet-lecet. Nah, beberapa pelajaran di dalam permainan tarik tambang, di antaranya :
Melatih Kepemimpinan
Tarik tambang mengajarkan tentang kepemimpinan. Satu orang dipilih menjadi pemimpin untuk menentukan kapan kita bertahan, dan kapan kita menyerang (menarik dengan kencang). Jika anggota tiap tim tidak terlalu banyak, biasanya komandan yang dipilih berada di posisi pemegang tali di bagian paling depan. Namun jika anggota banyak, komandan bisa berdiri disamping penarik tanpa ikut bermain. Hanya mengomando saja.
Saya, sebagai pemain perempuan dengan tubuh cungkring dan badan pendek selalu berinisiatif menjadi komandan. Pun, rekor juara kelas membuat teman-teman (baik laki-laki maupun perempuan) mempercayakan posisi itu pada saya. Jadilah saya selalu menjadi di posisi paling depan. Awalnya saya ragu, tapi paduan desakan dan kepercayaan tim membuat saya bersemangat.
Sebagai komandan kecil, saya dengan kemampuan tak seberapa pun sok-sokan memperhatikan lawan. Jika mereka fokus menarik, saya beri aba-aba “tahan” pada tim. Dan, saat lawan mulai kepayahan, saya akan hitung, “satu, dua, yaaak” dan saat bunyi “yaaak”, tim menarik sekuat tenaga. “Satu, dua, yaaak” tim kembali menarik sampai tanda pembatas tim lawan melewati tengah. Saya dan tim bersorak riang sambil berjingkrak-jingkrak gaya bebas. Ibu-ibu penonton ikut bersorak riang. Sebagian berteriak kecewa, karena anaknya kalah.
Belajar Team Work
Permainan tarik tambang mengajarkan pentingnya kerjasama dan saling percaya antar teman. Satu menahan, semua menahan. Dan satu menyerang, semua menyerang. Hanya tim yang kompak yang bisa memenangkan permainan ini. Tidak hanya itu, kepercayaan sesama teman juga diuji. Artinya, komandan harus percaya pada anggotanya. Dan sebaliknya, anggota harus percaya pada komandan, sehingga mau menuruti aba-aba dari komandannya.
Belajar Mengenal Kemampuan Diri
Seseorang yang sudah terbiasa bermain tarik tambang akan dengan sendirinya tahu kemampuan dirinya. Pemain akan otomatis memposisikan dirinya pada kemampuan yang ia punyai. Contohnya, saya yang mungil plus cungkring tidak akan memilih posisi paling belakang. Karena tahu, posisi itu adalah penentu pertahanan, jadi membutuhkan seorang yang kuat dan berbadan besar tentunya. Dan seorang teman yang berfisik kuat dan besar, tidak mungkin memilih posisi yang terdepan, karena tahu ini akan menghalangi timnya dalam menarik tali. Begitulah, permainan tarik tambang bisa membuatnya pemainnya lebih mengenal dirinya sendiri.
Belajar Menahan Diri
Jika dilihat sekilas, permainan tarik tambang memang hanya urusan menarik tali sampai lawan keluar dari batasnya. Namun jika dilihat lebih dalam, permainan ini sarat pelajaran menahan diri. Mulai dari menahan diri untuk menunggu waktu yang tepat untuk memilih bertahan atau menyerang. Menahan diri dari panasnya tangan buah dari gesekan tali dengan kulit. Menahan diri dari rasa lelah dan letihnya tarik-menarik yang bisa saja berlangsung lama.
Melatih Kekuatan Fisik
Permainan tarik tambang juga bisa melatih kekuatan fisik. Terutama kekuatan tangan. Jadi, selain menyenangkan permainan ini juga menyehatkan tentunya.
Begitu serunya permainan ini, hampir di acara perayaan seperti acara ulang tahun kampung atau perayaan 17 Agustus selalu diadakan oleh masyarakat. Nah, untuk para orang tua sebaiknya mulai memperkenalkan permainan ini kepada anak-anaknya. Karena tidak hanya menyenangkan, tapi juga mengandung banyak pelajaran yang bagus untuk perkembangan karakter anak. Tapi jangan lupa untuk mendampingi anak-anak, agar mereka mendapat bimbingan yang semestinya.