Pekerjaan sebagai penulis
memang terkadang dianggap sebelah mata. Karena tentu, kebanyakan profesi ini
tak punya baju seragam keren layaknya profesi yang lain. Dan tidak semua
penulis bisa ngehits bak artis
entertainment, meski beberapa ada. Namun kebanyakan hanya terlihat di belakang
layar. Penulis pun banyak macamnya, mulai dari penulis berita, penulis
skenario, penulis buku, dan penulis-penulis lainnya.
Profesi penulis juga bisa
dibilang gampang-gampang susah. Dibilang gampang, karena profesi ini tidak
perlu pendidikan khusus, layaknya dokter atau guru. Siapa yang punya kemampuan
menulis otomatis bisa menjalani profesi ini. Dibilang susah jika kita memang
tidak terbiasa. Apalagi menulis erat kaitannya dengan membaca. Sekali
ogah-ogahan membaca, pasti menulis bakal jadi momok yang menakutkan.
Seorang penulis biasanya ada
hubungan semacam chemistry dengan tulisannya. Selain itu, karya seorang penulis
juga dibaca banyak orang. Dari situlah akan muncul perasaan dari pembaca yang
nantinya berimbas juga pada penulis. Perasaan-perasaan itu begitu unik, kadang
menyebalkan, kadang menyenangkan. Nah, berikut ini akan dibahas beberapa
perasaan yang kerap hadir pada diri seorang penulis.
Kejadian ini kerap terjadi
pada penulis fiksi. Misalnya, kita sedang menulis cerpen tentang cinta yang
akhirnya tidak bahagia. Dan saat cerita telah rampung kita buat, ternyata apa
yang digambarkan pada cerita sebegitu sedihnya. Sampai-sampai kita tak tahan
untuk kemudian menangis.
Tidak hanya penulis fiksi
yang bisa merasa sedih. Seorang wartawan yang meliput sebuah kebakaran,
kematian karena kejahatan, terkadang juga mengalami hal yang sama. Jadi, sangat
besar peluang bagi seorang penulis untuk bersedih karena tulisannya sendiri.
Sebagian malah menangis.
Bahagia
Saat Tulisan Bermanfaat Bagi Banyak Orang
Ilustrasi bahagia saat membaca [image: koleksi pribadi] |
“Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Petikan
kalimat tersebut kiranya yang membuat para penulis bahagia. Selain bahagia
karena hasil kerja kerasnya dibaca orang, kebahagiaan lainnya datang karena
tulisan yang ia buat ternyata bermanfaat bagi orang lain. Entah itu bermanfaat
karena memberikan informasi, menginspirasi, atau bahkan menghibur.
Tertekan
Karena Deadline
Ilustrasi dikejar deadline [image: source] |
Deadline
adalah harga mati. Itulah ungkapan yang lebih tepat bagi penulis
berita kategori “terkini”. Berita yang harus segera disampaikan, karena kalau
sedikit saja telat, maka berita tersebut akan basi. Kalau berita sudah masih,
maka tidak bisa disajikan lagi. Sebenarnya juga tidak hanya pada penulis
berita, tekanan deadline juga mengintai penulis buku atau skenario sinetron
stripping misalnya. Jika sedikit saja mereka telat, maka penerbit dan
Production House akan naik pitam. Bahkan, mereka juga bisa terancam tidak
dipakai lagi oleh penerbit atau PH yang bersangkutan.
Yap, itulah beberapa
perasaan unik yang biasa dirasakan oleh para penulis. Tiap pekerjaan memang
selalu beresiko. Ada suka, ada duka. Sama seperti pertemuan, suatu saat pasti
ada perpisahan…eea. Jadi bagaimana, tertarik menjadi penulis?
Baca
juga :
ARtikel yang bagus!! Salam Kenal
ReplyDeleteGumawo bray...
Deletekalau aku, kayaknya tiap menulis bahagia aja. hihihihi
ReplyDeletekarena gak ada motivasi yang berlebihan sih..
yang penting aku nulis, dan seboga jadi catatan yang berharga saat aku tua nanti :)
Kadang kalau nulis cerpen aku suka nangis sendiri soalnya baper hehe
Delete